BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al-Qur’an
secara harfiah berarti bacaan yang mencapai puncak kesempurnaan.
Al-Qur’an
berarti bacaan yang maha sempurna dan maha mulia. Kitab suci yang diturunkan
kepada nabi Muhammad SAW antara lain dinamai Al-Kitab dan Al-Qur’an (bacaan
yang sempurna).
Fungsi
Al-Qur’an adalah petunjuk semua kisah dalam Al-Qur’an yang berkaitan dengan
sejarah umat – umat terdahulu merupakan realitas yang bersifat pasti dan tidak
diragukan lagi kebenarannya. Para sahabat menyadari bahwa Al-Qur’an adalah
seruan Allah SWT. Dengan mengikuti cara sahabat dalam memahami Al-Qur’an dan
terus berusaha menggali makna dibalik firman Allah SWT. Ini akan menghantarkan
seseorang pada pemahaman tafsir yang benar. Selain akan memperluas
pengetahuannya terhadap Al-Qur’an juga akan mempertajamkan mata hati dan
kemampuan abtraksinya. Dengan demikian tidak butuh lagi metodologi yang beragam
dan cendrung bertele – tele dalam mengaji Al-Qur’an.
Kesadaran
bahwa Al-Qur’an memuat berbagai penjelasan tentang berbagai persoalan,
merangkum banyak kebenaran didalamnya maka pada saat itu ia akan menyadari
betapa besarnya manfaat Al-Qur’an bagi kehidupan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu :
1.
Apa yang
dimaksud dengan Al-Qur’an sebagai petunjuk umat islam?
2.
Apa yang
dimaksud bukti kebenaran Al-Qur’an?
3.
Apa yang
dimaksud dengan Al-Qur’an dan ilmu pengetahuan?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Al-Qur’an
dan Hadis
1.
Pengertian Al-Qur’an
Menurut istilah, Al-Qur’an adalah kalam Alloh
SWT. Yang di wahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. Melalui Malaikat Jibril dengan
lafal dan maknanya, sebagaimana Firman Allah.
“Dan sesungguhnya, (Al-Qur’an) ini benar-benar diturunkan oleh tuhan
seluruh alam, Yang dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril)”. (Q.S.
asy-Syu’ara’ /26: 192-193)
“Demi Al-Qur’an yang penuh hikmah, sungguh, engkau (Muhammad) adalah
salah seorang dari rasu-rasul, (yang berada) di atas jalan yang lurus, (sebagai
wahyu) yang diturunkan oleh (Alloh) yang Maha perkasa, Maha Penyayang”. (Q.S.
Yasin/36: 2-5)
2.
Pengertian Hadis
Menurut istilah, hadis didefinisikan
sebagai berikut.
a.
Segala ucapan, perbuatan,
dan keada’an Nabi Muhammad saw.
b.
Segala berita yang
bersumber dari Nabi Muhammad saw., baik berupa ucapan, perbuatan, takrir
(ketetapan), maupun deskrifsi sifat-sifat beliau
c.
Segala perkataan,
perbuatan, dan takrir Nabi Muhammad saw. Berkait dengan hokum.
Hadis adalah segala ucapan, perbuatan, dan takrir Nabi
Muhammad saw. Takrir berarti ketetapan atau sikap diam Nabi Muhammad saw.
Terhadap permasalahan yang terjadi dan beliau mengetahuinya.
B.
Fungsi Al-Qur’an dan
Hadis
1.
Fungsi Al-Qur’an
Ada beberapa fungsi Al-Qur’an yang
dijelaskan dalam Al-Qur’an
a.
Surah al- Baqarah Ayat 185
“Bulan ramadhon adalah (bulan) yang di dalamnya di turunkan Al-Qur’an,
sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu
dan pembeda (antara yang benar dan yang batil)” ….(Q.S. al-Baqarah/2: 185)
b.
Surah Ibrahim Ayat 1
“Alif Lam Ra. (Ini adalah) kitab yang Kami turunkan kepadamu
(Muhammad) agar engkau mengeluarkan manusia dan kegelapan pada cahaya
terang-benderang dengan izin tuhan (yaitu) menuju jalan Tuhan yang Mahaperkasa,
Maha terpuji”. (Q.S. Ibrahim/14: 1)
Secara umum, fungsi Al-Qur’an bagi kehidupan manusia,
antara lain sebagai berikut.
a.
Sebagai petunjuk bagi
manusia agar hidupnya berada di jalan Alloh swt;
b.
Merupakan nikmat bagi
orang-orang yang beriman;
c.
Sebagai kabar gembira bagi
orang-orang yang beriman karena Alloh swt. Menjanjikan balasan ke imanannya
dengan nikmat di surge;
d.
Sebagai peringatan bagi
orang-orag kafir karena Alloh swt. Menjanjikan balasan kekafirannya dengan kesengsaraan di neraka;
e.
Sebagai pendidikan moral
yang sempurna karena didalamnya terdapat
kisa-kisah umat terdahulu yang dapat dijadikan pelajaran dalam memilih jalan ke
hidupan.
2.
Fungsi Hadis
Hadis berasal dari Nabi Muhammad saw., sedangkan
kehidupan beliau selalu dituntun dengan wahyu Alloh SWT. Di antara fungsi hadis
adalah sebagai berikut.
a.
Mengkukuhkan hukum-hukum
yang telah di sebutkan dalam Al-Qur’an
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Alloh
sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan
muslim”. (Q.S. Ali Imran/3: 102)
b.
Menafsirkan ayat-ayat
Al-Qur’an yang bersifat mujmal (global)
Rasulullah bersabda.
“Salatlah kalian, sebagaimana kalian melihatku salat”. (H.R.
al-Bukhari dari Malik No. 595)
c.
Membatasi keumuman
Al-Qur’an
Allah berfirman Dalam Surah Al-Jumu’ah
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk
melaksanakan salat pada hari juma’at, maka segerah kamu mengingat Alloh dan
tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu
mengetahui”. (Q.S. al-Jumu’ah/62:9)
Rasulullah Bersabda.
“Salat juma’at wajib dilaksanakan oleh setiap orang musliim dengan
berjemaah, kecuali empat golongan, hamba sahaya, wanita, anak-anak, dan orang
sakit”. (H.R. Abu Dawud dari Tariq bin Syihab No. 901)
d.
Menetapkan hukum yang belum
terdapat dalam Al-Qur’an
Rasulullah bersabda.
“Makan setiap binatang buas yang bertaring adalah haram (H.R. Ibnu
Majah dari Abu Hurairah No. 3224)
C.
Cara-Cara Memfungsikan
Al-Qur’an dan Hadis dalam Kehidupan
1.
Menjadikan Al-Qur’an dan
hadis sebagai pedoman dalam kehidpan pribadi
Setiap muslim wajib menggunakan Al-Qur’an dan hadis
sebagai pedoman hidupnya sehari-hari.
Allah berfirman dalam surat An-Nur.
“Hanya ucapan orang-orang mukmin, yang apabila mereka diajak
kepada Alloh dan Rasul-Nya agar Rasul memutuskan (perkara) diantara mereka,
mereka berkata, ‘’Kami mendengar, dan kami taat.’’ Dan mereka itulah
orang-orang yang beruntung”. (Q.S. An-Nur/24: 51)
Allah berfirman dalam surat Al-Ma’idah.
“Barang siapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang
diturunkan Alloh, maka mereka itulah orang-orang zalim. (Q.S. al-Ma’idah/5:
45)
Rasulullah bersabda.
“Barang siapa taat kepadaku, berarti dia taat kepada
Alloh. Barang siapa maksiat kepadaku, berarti dia maksiat kepada Alloh”.
(Q.S. al-Bukhari dari Abu Hurairah No. 6604)
2.
Menjadikan Al-Qur’an dan
hadis sebagai pedoman dalam kehidupan keluarga.
Rumah tangga muslim adalah rumah tangga yang dibangun
diataspetunjuk Alloh swt. Dan Rasul-Nya. Dalam kehidupan berkeluarga, Alloh
swt. Dan Rasul-Nya banyak memberikan bimbingan.
Allah SWT berfirman.
“Laki-laki ( suami) itu perlindungan bagi perempuan( istri ), karena
Alloh telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain
(perempuan), dank arena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari
hartanya. Maka perempuan-perempuan yang saleh adalah mereka yang taat (kepada
Alloh) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena aaloh telah menjaga
(mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu
beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah
ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika menaatimu, maka
janganlah kamu mencarai-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh, Alloh
Mahatinggi, Mahabesar”. (Q.S. an-nisa’/4: 34)
Rasulullah SAW bersabda.
“Dari Abdullah bin Umar r.a., dia berkata, ‘’Aku mendengar Rasulalloh
saw. Bersabda, ‘Kamu semua adalah pemimpin dan harus bertanggung jawab atas
kepemimpinannya. Seorang suami adalah pemimpin bagi keluarganya dan harus
bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang istri adalah pemimpin dalam
lingkungan rumah tangga suaminya dan harus bertanggung jawab ats
kepemimpinannya”. (H.R. al-Bukhari
No. 844)
3.
Menjadikan Al-Qur’an dan hadis sebagai pedoman dalam kehidupan
bermasyarakat
Manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia
selalu memerlukan orang lain dalam berinteraksi. Agar tercipta suatu masyarakat
yang baik, Al-Qur’an memberikan berbagai petunjuk.
a.
Kesediaan untuk saling
menolong dalam kehidupan
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Ma’idah
“… Dan tolong-menolonglah kamudalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa,
dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah
kepada Alloh, sungguh, Alloh sangat berat siksaan-Nya”. (Q.S. al-Ma’idah/5:
2)
Nabi Muhammad SAW bersabda.
“Alloh akan selalu menolong seorang hamba, selama hamba itu mau
menolong saudaranya”. (H.R. Muslim dari Abu Hurairah No. 4867)
b.
Berbuat baik kepada sesama
Allah SWT berfirman.
“Dan sembahlah Alloh dan janganlah kamu memeprsekutukan-Nya dengan
sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat,
anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman
sejawat, ibnu sabil dan hamba shaya yang kamu miliki. Sungguh, Alloh tidak
menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri”. (Q.S. an-Nisa’/4: 36)
Rasulullah bersabda.
“Barang siapa beriman kepada Alloh dan hari akhir, hendaklah berbuat
baik kepada tetangganya”. (H.R. Muslim dari Abu Syuraih al-Khuza’iy No. 69)
Allah SWT berfirman.
“Demi masa, sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang
yang berimandan mengerjakan kebajikanserta saling menasihatiuntuk kebenaran dan
saling menasihati untuk kesabaran”. (Q.S. al-‘Asr/103: 1-3)
Nabi Muhammad SAW bersabda.
Hak orang islam terhadap orang islam lainnya ada enam: apabila engkau
bertemu, berilah salam kepadanya; apabila engkau di undang, datanglah; apabila
engkau dimintai nasihat, berilah nasihat kepadanya; apabila dia bersin lalu
memuji alloh,doakamlah dia; apabila sakit, jenguklah dia; apabila mati,
ikutilah jenazahnya. (H.R. Muslim dari Abu Hurairah no. 4867)
4.
Menjadikan Al-Qur’an dan
hadis sebagai pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Manusia diciptakan Alloh SWT. Dengan
bersuku-suku dan berbangsa-bangsa. Tentu saja, manusia memiliki kebiasaan yang
berbeda-beda. Untuk itu, manusia harus saling menghargai agar terwujud
kehidupan yang rukun sehingga dapat hidup aman dan sejahtera.
Sebagaiman firman Allah SWT.
“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan, kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa
dan bersuku-sukuagar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia
diantara kamu di sisi Alloh iyalah orang yang paling bertaqwa. Sungguh, Alloh
Maha mengetahui mahateliti”. (Q.S. al-Hujarat/49: 13)
Allah SWT juga berfirman.
“….dan bermusyawaralah pada mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila
engkau telah membulatkantekad, maka bertawakallah kepada Alloh. Sungguh, Alloh
mencintai orang yang bertawakkal”. (Q.S. Ali ‘Imran/3: 159)
5.
Menjadikan Al-Qur’an dan
hadis sebagai hakim dalam menyelesaikan masalah.
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu
dihadapkan dengan berbagai persoalan. Sebagai seorang mukmin, semua persoalan
segera di selesaikan sesuai petunjuk Al-Qur’an dan hadis.
Allah SWT berfirman.
“Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang
mukmin, apabila Alloh dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, aka nada
pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Dan barang siapa
mendurhakai Alloh dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia telah tersesat, dengan
kesesatan yang nyata”. (Q.S. al-Ahzab/33: 36)
D. Menerapkan Al-Qur’an dan Hadis sebagai Pedoman Hidup Umat
Islam
Iman kepada Al-Qur’an dan hadis (rasul) harus dapat
dibuktikan dalam kehidupan sehari-hari.
1.
Dalam akaehidupan Pribadi
Sebagai seorang pelajar muslim, penerapan ajaran Al-Qur’an
dan hadis dalam kehidupan, antara lain
a.
Meningkatkan ketekunan
dalam mempelajari Al-Qur’an dan hadis
b.
Mempelajari ayat-ayat
kauniyah (alam semesta) dalam rangka meningkatkan ke imanan;
c.
Memanfaatkan waktu luang
untuk menguasai suatu bidang keterampilan untuk bekal menghadapi masa yang akan
datang;
d.
Memiliki semangat keilmuan
yang tinggi untuk kepentingan dunia dan akhirat;
e.
Memperbwanyak bergaul
dengan teman-teman yang saleh.
2.
Dalam Kehidupan Keluarga
a.
Sebagai seorang ayah,
penerapan ajaran Al-Qur’an dan hadis dalam kehidupan, antara lain
1)
Berusaha mengarahkan diri
dan seluruh anggota keluarga agar ucapan, perbuatan, dan sikap hidupnya sesuai
dengan Al-Qur’an dan hadis;
2)
Berusaha memperoleh nafkah yang
halal dalam mencukupi kebutuhan keluarga;
3)
Memberi contoh prilaku yang
sesuai dengan Al-Qur’an dan hadis;
4)
Menumpuk semangat dan
tekunan kepada seluruh anggota keluarga dalam menjalankan syariat islam;
5)
Membiasakan bermusyawarah
dalam keluarga untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.
b.
Sebagai seorang ibu,
penerapan ajaran Al-Qur’qn dan hadis dalam kehidupan, antara lain;
1)
Senantiasa menaati perintah
dan sararn-saran suami sebagai pemimpin rumah tangga selama dalam kebenaran;
2)
Memberi dukungan pada suami
dalam upaya membentuk keluarga yang islami;
3)
Mendidik anak sesuai
Al-Qur’an dan hadis;
4)
Menjaga harta suami dengan
membelanjakannya sesuai keperluan dan tida berlebih-lebihan;
5)
Menjaga kehormatan suami,
baik ketika suami adha di rumah maupun tidak;
c.
Sebagai seorang anak,
penerapan ajaran Al-Qur’an dan hadis dalam kehidupan, antara lain:
1)
menaati ajuran dan
bimbingan dari kedua orang tuanya;
2)
menjaga amanah yang
diberikan ksdua orang tuanya;
3)
Menjaga nama baik kedua
orang tuanya dengan membiasakan berperilaku terpuji;
4)
Mendoakan orang tua agar
senantiasa diberi perlindungan oleh Alloh SWT;
5)
Mengamalkan ilmu-ilmu yang
sudah diperoleh.
3.
Dalam Kehidupajn
Bermasyarakat
Sebagai
anggota masyarakat, dalam menerapkan ajaran Al-Qur’an dan hadis, antara lain:
a.
Ikut berperan aktif dalam
kehidupan masyarakat selama tidak melanggar norma-norma agama;
b.
Menjaga diri dari perilaku
yang dapat menimbulkan keresahan di masyarakat, baik dari ucapan, perbuatan,
maupun tingkah laku;
c.
Menjaga kerukunan dan gemar
menolong
d.
Rela berkorban demi
terwujudnya kehidupan masyarakat yang harmonis;
e.
Gemar bermusyawarah dalam
menghadapi permasalahan dalam masyarakat.
4.
Dalam Kehidupan Berbangsa
dan Bernegara
Sebagai warga Negara
yang baik, dalam menerapkan ajaran Al-Qur’an dan hadis, antara lain
a.
Ikut berperan aktif dalam
membangun bangsa dan Negara menuju bangsa yang aman dan sejahtera dalam ridha
Alloh swt;
b.
Mengutamakan kepentingan
bersama di atas kepentingan pribadi ataupun golongan;
c.
Ikut berperan aktif dalam
menjaga persatuan dan ke utuhan bangsa dan Negara;
d.
Melaksanakan kewajiban
sebagai warga Negara seperti membayar pajak;
e.
Mendukung program-program
pemerintahan selam tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan hadis;
f.
Ikut berperan dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa dan Negara;
E.
Cara Mencintai Al-Qur’an
dan Hadis
1.
Pengertian Mencintai
Al-Qur’an dan Hadis
Cinta berarti selalu mengingat dan memikirkan dalam
hati, kemudian terwujud dalam tindakan nyata. [1]
Al-Qur’an dan hadis adalah dua sumber utama dalam hukum
islam. Setiap orang islam harus mencintai keduanya karena dengqan demikian dia
akan selamat, baik didunia maupun di akhirat.
2.
Perintah Mencintai
Al-Qur’an dan Hadis
Mencinta Al-Qur’an dan hadis adalah suatu kewajiban.
Allah berfirman :
“Katakanlah (Muhammad). ‘’jika kamu mencintai Alloh, ikutilah aku,
niscaya Alloh mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.’’ Alloh Maha pengampun,
Maha Penyayang”. (Q.S. Ali ‘Imran/3: 31)
Rasulullah bersabda :
“Aku tinggalkan kepadamu dua perkara, Kamu tidak akan tersesat selama
kamu berpegang keduanya, yaitu Kitab Alloh (Al-Qur’an) dan sunnah Nabi-Nya
(hadis)”. (H.R. Malik dari Umar bin Khattab No. 1395)
“Ada tiga hal yang barang siapa mencapainya, dia akan merasakan
nikmatnya iman; Alloh dan Rasul-Nya lebih dia cintai melebihi segala-galanya, mencintai
orang hanya karena Alloh, dan membenci kekafiran sebagaimana dia kebenciannya
dimasukkan ke dalam api neraka. (H.R. al-Bukhari dari Anas bin Malik No.
15)
3.
Bentuk-Bentuk Mencintai
Al-Qur’an dan Hadis
Mencintai Al-Qur’an dan hadis dapat di wujudkan dalam
beberapa bentuk, antara lain,
a.
Berusaha memiliki kiatab
Al-Qur’an dan hadias meskipun menyisihkan uang saku;
b.
Memiliki kemauan untuk
dapat membaca Al-Qur’an dan hadis secara benar meskipun harus mengeluarkan
biaya;
c.
Memiliki kemauan yang
sungguh-sungguh untuk dapat memahami isi Al-Qur’an dan hadis secara benar;
d.
Rajin mendatangi
majelis-majelis ilmu yang mempelahari Al-Qur’an dan hadis;
e.
Tidak suka jika ada pihak
lain yang merendahkan atau menghina Al-Qur’an dan hadis;
f.
Berusaha menjaga kesucian
Al-Qur’an dan hadis tanpa memandang remeh;
g.
Memiliki kepedulian apabila
melihat lembar yang bertuliskan Al-Qur’an atau hadis berceceran dengan
mengumpulkan dan membakarnya;
4.
Manfaat Mencintai Al-Qur’an
dan Hadis
Al-Qur’an dan hadis merupakan dua kitab pokok dalam
memahami ajaran islam. Mencintai keduanya tentu banyak membawa manfaat.
a.
Memperoleh nasihat, obat
hati, prtunjuk, dan rahmat dari Alloh SWT. Allah berfirman :
”Wahai manusia! Sungguh, telah
datang kepadamu pelajaran ( Al-Qur’an) daru Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit
yang ada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman. (Q.S.
Yunus/10: 57)
b.
Terhindar dari
kesesatan dan kecelakaan dunia dan akhirat Alloh SWT. Sebagaimana Firmannya :
”… Jika datang kepadamu petunjuk
dari-ku, maka (ketahuilah) barang siapa mengikuti petunjuk-Ku, dia tidak akan
sesat dan tidak akan celaka”. (Q.S. Taha/20: 123)
c.
Memperoleh kecintaan dan
ampunan dari Alloh SWT. Sebagaimana Firmannya :
“Katakanlah (Muhammad). “Jika kamu mencintai Alloh, ikutilah aku, niscaya
Alloh mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. “ Alloh Maha Pengampun, Maha
Penyayang”. (Q.S. Ali ‘Imran/3: 31)
F. Perilaku
Orang Yang Mencintai Al-Qur’an dan Hadis
Perilaku mencintai keduanya
dapat diwujudkan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Berupanya
mewujudkan berdirinya taman pendidikan Al-Qur’an (TPQ) di limgkungan
masing-masing;
2. Ikut
serta secara aktif dalam upaya melancarkan jalannya TPQ, baik dengan fikiran,
tenaga, maupun materu;
3. Menyediakan
waktu husus untuk mempelajari Al-Qur’an dan hadis untuk kemudian diajarkan
kepada orang lain;
4. Mengajak
orang-orangyang belum mau belajar Al-Qur’an dan hadis;
5. Selalu
menjadikan Al-Qur’an dan hadis sebagai dasar dalam segala tindakan dan cara
berfikirnya.
G.
Hadis tentang Iman dan
Ibadah
Hadis
merupakan sumber hokum islam yang kedua setelah Al-Qur’an. Banyak hadis yang
menjelaskan ayat-ayat A;-Qur’an. Hadis ini membuktikan bahwa hadis sangat
diperlukan dalam menjalani kehidupan menurut perintah Alloh swt.
1.
Terjemahan Hadis
Hadis
Pertama
“ Iman itu
ialah dipercayai dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan
perbuatan”. (H.R. Ibnu Majah dari Ali bin Abi Talib No. 64)
Hadis
Kedua
“ Jibril berkata ``Kabarkanlah kepadaku
tentang iman?``Rasulullah saw. Bersabda, ‘’Iman itu ialah kamu percaya kepada
Alloh, malaikat-malaikat-Nya, hari akhir, dan kamu percaya pada takdir yang
baik dan yang buruk.’’ (H.R. Muslim dari Umar bin Khattab No. 9)
Hadis
Ketiga
“Iman itu ada tujuh satu cabang. Yang paling
utama ialah ucapan la ilaha illallah, sedangkan yang paling rendah ialah
menyingkirkan gangguan dari tengah jalan. Adapun malu juga sabagian dari iman. (H.R. Muslim dari Abu
Khurairah No. 51)
Hadis
Keempat
“Alloh swt,
berfirman, ‘’Aku adalah sebaik-baik sekutu. Barang siapa mempersekutukan aku
dengan yang lain, berarti ia telah diserahkan kepada sekutu itu. Wahai manusia!
Beramallah kalian dengan ikhlas karena Alloh. Sesungguhnya Alloh tidak menerima
amal seseorang, kecuali yang didasari ke ikhlasan kepada-Nya. Janganlah kalian
mengucaokan, ‘Ini demi Alloh dan ini demi kekeluargaan.’ Perbuatan itu hanyalah
karna kekeluargaan, tidak sedikitpun karena Alloh. Jangan pula kalian
mengucapkan, ‘Ini demi Alloh dan demi pemimpin kalian.’ Tidak sedikitpun karena
Alloh.’’ (H.R. al-Bazzar dati ad-Dahaq dalam hadis Muslim Jilid 1 hal 29)
2. Kandungan
Hadis
Ketiga unsur ini tidak dapat
berdiri sendiri-sendiri. Jika ada satu unsur tidak dimiliki sesesorang, berarti
ia belum menjadi orang yang beriman keenam keyakinan itu ialah iman kepada
Alloh, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan
iman kepada takdir yang baik dan yang buruk ucapan ini merupakan puncak
keimanan karena pernyataan itu sebagai pengakuan bahwa tidak ada sesembahan,
kecuali hanya Alloh swt. Kunci diterminya amal seseorang, salah satunya ialah
ke ikhlasan niatnya.
H. Keterkaitan
Kandungan Hadis tentang Iman dan Ibadah dalam Fenomena Kehidupan dan Akibatnya
Keterkaitan
antara iman dan ibadah adalah sebagai berikut.
1.
Iman dan ibadah mempunyai kaitan yang sangat erat
karena iman menjadi salah satu syarat diterimanya ibadah. Sebaliknya, ibadah
yang dilakukan tanpa iman akan sia-sia.
2.
Orang yang mengaku dirinya beriman harus dapat
membuktikannya melalui perbuatan yang bernilai ibadah dalam kehidupan
sehari-hari
3.
Iman tanpa dibuktikan dengan perbuatan nyata beraraty
kedustaan.
4.
Selain iman, amal ibadah harus diniati dengan ikhlas
kepada Alloh swt. Ibadah yang dilakukan untuk selain Alloh. Berarti syirik.
5.
Menduakan niat dalam beribadah/beramal karena Alloh
dan yang lain tidak akan diterima Alloh swt.
I.
Menerapkan Kandungan Hadis
tentang Iman dan Ibadah dalam Fenomena Kehidupan dan Akibatnya
Adapun
penerapan dari keempat hadis tersebut dalam kehidupan sehari-hari, antara lain.
1. Memiliki
rasa senang terhadap hadis-hadis Nabi Muhammad saw. Sebagai petunjuk hidupnya;
2. Gemar
mempelajari hadis-hadis dalam rangka memahami ajaran Islam;
3. Menyakini
kebenaran ajaran yang di sampaikan Nabi Muhammad saw. Melalui hadis-hadis
beliau;
4. Melaksanakan
ajaran-ajaran yang terdapat dalam hadis Nabi Mughammad saw. Dalam kehidupan;
5. Berusaha
meningkatkan mutu amal agar Alloh swt. Berkenan menerimanya sebagai bentuk
ibadah dan amal saleh;
6. Meningkatkan
keimanan dan tidak menyekutukan Alloh swt. Dengan sesuatu apapun;
7. Memurnikan
niat dalam segala ibadah hanya untuk mendapatkan rida Alloh swt.
J.
Hadis tentang
Tolong-menolong
Islam adalah agama yang
sempurna. Ajaran tidak hanya memberceritakan hubungan antar manusia dan Alloh,
tetapi juga hubungan manusia dengan sesamanya.
1.
Lafal Hadis
Sebelum mempelajari kandungan hadis tentang tolong-menolong,
mari kit abaca lafal hadis-hadis berikut ini dengan baik dan benar.
2. Terjemahan
Hadis
Hadis
Pertama
“seorang muslim itu saudara bagi muslim lainnya. Ia tidak
boleh menganiaanya dan tidak boleh menyerahkannya (kepada musuh). Barang siapa
membantu keperluan saudaranya, Alloh akan (membalas) membantu keperluannya.
Barang siapa membebaskan seorang muslim dari kesusahan, Alloh akan membebaskan
satu kesusahan dirinya dari beberapa kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa
menutupi (aib)nya di dunia dan di akhirat. Alloh akan menutupi (aib)nya pada
hari kiamat”. (H.R. al-Bukhari dari Abdullah Ibnu Umar No. 2262)
“ barang siapa
melapangkan orang mukmin dari satu kesusaham duna, Alloh akan melapakannya dari salah satu kesusahan di hari kiamat.
Barang siapa meringankan penderitaannya di dunia dan di akhirat. Barang siapa
menutupi (aib) seorang muslim, Alloh akan menutupi (aib)nya di dunia dan di
akhirat. Alloh akn menolong seorang hamba selama hamba itu mau menolong
saudaranya. (H.R.
Muslim dari Abu Hurairah No. 4867)
3. Kandungan
Hadis
Bahkan, sesama muslim harus saling membantu. Dalam hadis
tersebut ada beberapa janji Alloh SWT
a.
Orang yang mau membantu keperluan saudaranya, ia akan
dibantu oleh Alloh swt. Dalam memenuhi kebutuhannya.
b.
Orang yang mau melepas kesusahan seorang muslim, ia
akan dilepaskan dari kesusahannya pada hari kiamat.
c.
Orang yang suka menutupi aib seseorang muslim, ia akan
ditutupi oleh Alloh swt. Dari aibnya pada hari kiamat.
Jika
sikap itu diterapkan dalam kehidupan,
Alloh swt. Akan membalasnya gengan yang lebih baik.
a. Kesedihan
melapangkan kesusahan seorang mukmin akan dibalas oleh Alloh swt. Dalam
memenuhi kebutuhannya.
b. Meringankan
beban penderitaan seseorang akan dibalas oleh Alloh swt. Dengan diringankannya
penderitaannya di dunia dan di akhirat.
c. Menjaga/menutupi
aib saudaranya agar tidak diketahui banyak orang akan akan dibalas Alloh swt.
Dengan ditutupinya aibnya di dunia dan di akhirat.
d. Kesediaan
menolong sesama akan selalu diberikan pertolongan dari Alloh swt.
K. Hadis
tentang Mencinta Anak Yatim
Kehidupan ini
tidak selalu sesuai dengan keinginan manusia. Setiap manusia selalu
menginginkan hidup bahagia. Kenyataannya, tidak semua keinginannya dapat
terpenuhi. Setiap anak pasti menginginkan hidupnya bahagia dan di damping kedua
orang tuanya.
1.
Lafal Hadis
Sebelum mempelajari kandungan hadis tentang mencintai anak
yatim, kita harus bisa baca lafal hadis-hadis dengan baik dan benar.
2.
Terjemahan Hadis
Hadis Pertama
“aku dan orang-orang yang
memelihara anak yatim disurga seperti ini. Beliau menunjukkan telunjuk dari
jari tengah serta beliau merenggangkan amtara keduanya. (H.R. al-Bukhari dari Sahl
bin Sa’ad No. 4892)
Hadis Kedua
“sebaik-baik rumah orang islam adalah rumah yang
didalamnya ada anak yatim dan diasuh dengan baik. Seburuk-buruk rumah orang
Islam adalah rumah yang didalamnya ada anak yatim yang diperlakukan dengan
jahat. (H.R. Ibnu Majah dari Abu Hurairah No. 3669)
3.
Kandungan Hadis
Hadis pertama memberikan motivasi kepada kita untuk mau
peduli terhadap anak yatim. Orang yang mau peduli terhadap anak yatim dengan
cara[2]
memeliharanya, akan memperoleh kedudukannya, akan memperoleh kedudukan yang
tinggi, yaitu berada di surga bersama Nabi Muhammad saw. Layaknya telunjuk dan
jari tengah.
L. Keterkaitan
Kandungan Hadis tentang Tolong-menolong dan Mencintai Anak Yatim dalam
Kehidupan
Hadis tentang tolong menolong dan mencintai anak yatim
memiliki keterkaitan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain sebagai berikut.
1. Tolong-menolong
dan mencintai anak yatim memiliki nilai ibadah yang berdiminsi sosial.
2. Tolong-menolong
dan mencintai anak yatim merupakan bentuk kepedulian terhadap sesama yang harus
di terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Tolong-menolong
dan mencintai anak yatim merupakan bukti pelaksanaan terhadap ajaran Islam bagi
seorang muslim. Seorang muslim mengabaikan kedua urusan tersebut dikategorikan
sebagai pendusta agama.
4. Tolong-menolong
dan mencintai anak yatim memberikan kesempatan kepada orang lain untuk memperoleh
sesuatu yang lebih baik.
5. Sikap
suka menolong dan memperdulikan nasib anak yatim merupakan dakwah bil-hal
sehingga akan menarik simpati dari orang-orang yang masih lemah imannya.
6. Kedua
sikap tersebut merupakan bentuk penanaman akhlak terpuji dan harus diwariskan
kepada setiap generasi muslim.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sesungguhnya Al Qur'an di samping sebagai pedoman manusia
dalam tugas kekhalifahan dibumi, juga memuat berita-berita besar tentang
kehidupan manusia di masa lampau dan kehidupan dunia akan datang yang tidak
terjangkau oleh dokumentasi atau ramalan kehidupan apapun selain Al-Qur'an. Di
dalamnya juga mengandung ilmu pengetahuan dan teknologi, ekonomi, sosial,
budaya, politik, akhlaq, filsafat, hukum yang mengatur hubungan antar manusia
seperti perkawinan, waris, perjanjian, pidana, perdata musyawarah, perang dan
damai, hubungan masyarakat dan antar bangsa, serta sebagai petunjuk dalam
memisahkan antara yang hak dan yang batil.
Mengingat luasnya kandungan Al-Qur'an dan Hadits dalam
mengatur seluruh kehidupan manusia maka untuk keselamatan kehidupannya, manusia
harus melaksanakan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur'an dan Hadits sejak
usia dini sampai ke liang lahat. Dengan berbagai upaya penyadaran dan
penyebaran pengetahuan yang terkandung dalam Al- Qur'an dan Hadits kepada masyarakat
luas sejak usia dini, diharapkan masyarakat luas semakin memahami, menghayati
dan melaksanakan makna dan ajaran Al-Qur'an dan Hadits dalam kehidupan
sehari-hari dengan baik dan benar.
B.
Saran
Oleh
karena itu, melalui makalah ini marilah kita gunakan sebagai awal untuk bekerja
keras mengkaji dan memahami Al-Qur'an dan Hadits dengan sebaik-baiknya agar kita semua tergolong insan
yang bertaqwa dan sebagai balasannya Allah SWT. akan melimpahkan berkah-Nya
khususnya kepada kita semua dan Bangsa Indonesia pada umumnya dari langit dan
dari bumi. Amin ya Rabbal 'alamin.
DAFTAR PUSTAKA